A. Pendahaluan
Judul :
Bocah-Bocah Pembawa Hidayah
Penulis : Nashir Syafi’i
Penerbit : Istanbul
Penerbit : Istanbul
Tanggal Penerbit : April 2015
Kitab Asli : Athfal Lakin Du’at
Penerjemah : Muhammad Suhadi
Ukuran : 14 cm x 21 cm
Berat : 350 Gram
Tebal : 208 halaman
Penerjemah : Muhammad Suhadi
Ukuran : 14 cm x 21 cm
Berat : 350 Gram
Tebal : 208 halaman
Segala puji hanya milik Tuhan semesta alam. Buku ini memaparkan berbagai
kisah yang bukan hanya sebagai hiburan dan kesenangan mata. Banyak pelajaran,
nasihat, dan faidah yang dapat dipetik di dalamnya. Bisa jadi, kalimat yang
benar dan tidak menarik perhatian dari seorang anak , justru menjadi jalan
hidayah dan peralihan dari jalan kejelekan menuju jalan kebaikan.
Buku bocah-bocah pembawa hidayah
ini berisi kisah-kisah spektakuler yang diperankan oleh anak-anak kecil hingga
remaja, baik di masa lalu maupun kontemporer. Kisahnya ada yang mengundang decak
kagum; ada yang membuat hati trenyuh; ada yang menjadikan hati terharu; dan
ada yang membuat air mata menetes.
Anak-anak tidak lah selalu
berbuat onar, Remaja tidak lah selalu hura-hura, Anak kecil tidak lah selalu
dididentikkan dengan guyonan. Banyak cerita-cerita yang diaktori oleh anak-anak
justru membuat hati luluh hingga akhirnya menerima KEBENARAN.
B. ISI
Hidayah menyapa
siapa saja yang dikehendaki Tuhan, bahkan terkadang melalui perantaraan anak
kecil sekalipun. Dan buku ini hadir membawa bukti-bukti untuk kita terutama
sebagai pendidik dan orang tua. Mereka siap sedia untuk memberikan penjelasan
dan petunjuk jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih
kemenangan di sisi Tuhan di usianya yang masih belia. Penulis memaparkan
sejumlah tokoh yang ‘bersinar’ sewaktu muda. Dari mulai para nabi hingga
liputan anak-anak penebar hidayah pada saat ini!
Berbicara tentang hidayah berarti membahas perkara
yang paling penting dan kebutuhan yang paling besar dalam kehidupan manusia.
Betapa tidak, hidayah adalah sebab utama keselamatan dan kebaikan hidup manusia
di dunia dan akhirat. Sehingga barangsiapa yang dimudahkan oleh Tuhan untuk
meraihnya, maka sungguh dia telah meraih keberuntungan yang besar dan tidak
akan ada seorangpun yang mampu mencelakakannya.
v Ada
Apa dengan Buku ini ?
Dakwah adalah jalan terbaik dalam berpikir dan
menyikapi hidup. Dalam buku ini di jelaskan bahwa dakwah tidak hanya dikhususkan
bagi para pendidik, ahli agama, pendakwah dan para penuntut ilmu. Kewajiban
berdakwah adalah bagi seluruh umat baik laki-laki maupun perempuan, kecil,
besar, terpelajar maupun tidak, semuanya wajib berdakwah.
Namun, khusus bagi para ahli agama, pendidik dan penuntut
ilmu wajib menyampaikan secara detail, terkait hukum dan makna-maknanya. Pada
saat ini, telah banyak sarana dan metode yang dapat memudahkan berdakwah.
Diantaranya ,melalui radio, televisi,
surat kabar dan
berbagai sarana lainnya.
v Islam
dan Anak-Anak kita
Dalam ajaran islam yang memiliki kitab suci
Alqur’an terdapat beberapa ayat-ayat yang menghimpun beberapa kaidah pendidikan
untuk peningkatan pendidikan anak, diantaranya adalah:
1. Tidak
menyekutukan Tuhan selainNya karena termasuk perbuatan syirik, yaitu kezoliman
yang besar
2. Bersyukur
kepada Tuhan atas segala nikmat dan larangan
3. Bersyukur
kepada kedua orang tua, seperti mendoakan orang tua setelah setiap beribadah
4. Menghormati,
sabar, baik dan berkata lemah lembut terhadap kedua orang tua
5. Mengikuti
sifat dan perbuatan orang-orang yang sholih (baik)
6. Percaya
kepada hari kebangkitan (hari akhir)
7. Tidak
mengikuti kedua orang tua pada jalan yang salah (sesat/maksiat)
8. Percaya
Tuhan Maha Melihat segala sesuatu. Tuhan tidak menyia-nyiakan sedikitpun amal
perbuatan manusia
9. Penegasan
untuk menjalankan ibadah (sholat)
10. Mengerjakan
yang baik dan mencegah perbuatan yang tidak baik
11. Sabar
menghadapi ujian
12. Tidak
sombong
13. Melirihkan
suara ketika berbicara
14. Berjalan
secara sederhana (tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat)
Sedangkan
pilar-pilar pendidikan kontemporer meliputi beberapa hal, antara lain :
a. Spiritual
Question
b. Emotional
Question (EQ)
c. Intelctual
Question (IQ)
d. Pendidikan
jasmani
e. Sosial
Inteligent
f. Etika
v
Rasululloh dan Anak-Anak Kita
Beberapa metode belajar yang di tunjukkan
Rasululloh adalah:
- Motivasi
dan sosialisasi ahli agama : mengajak anak berdiskusi dan meminta pendapatnya
terkait suatu kejadian atau peristiwa dengan memberikan penjelasan bila ada
ketidakjelasan sesuai fase usia yang sdang dilaluinya
-
Belajar sambil bermain : pendidikan anak melalui metode
permainan ( seperti: dengan tanah)
-
Belajar itu menyenangkan : bermain > bersenda gurau > tertawa
-
Reward (pemberian hadiah) :
-
Explanation (Penjelasan) : secara tegas menjelaskan bagaimana
member nasihat dengan penuh cinta dan lemah lembut setelah melakukan
pengawasan. Jika kedua cara ini tidak berhasil, baru terapkan cara tegas tapi
penuh cinta.
-
Menyimpan rahasia
-
Perintah : penuhilah panggilan
-
Berbicara
bahasa anak
-
Tatap muka
-
Meminta izin kepada anak
-
Mengajarkan berusaha sebelum memenuhi
keinginan anak
-
Memberi nama yang baik
-
Mengikuti ekstrakulikuler (pelajaran
tambahan)
-
Mendoakan keberkahan saat kelahiran
-
Penuh kasih sayang meskipun sedang
beribadah
-
Tidak membedakan dengan satu sama lainnya
-
Memberikan pelajaran etika sopan santun
v
Anak-anak
dalam Lintasan Sejarah
Dalam
ajaran Islam terdapat beberapa ayat-ayat yang menceritakan tentang memikul
tanggung jawab ajaran Islam, menyebarkan, menggerakkannya, dan menyampaikan
meskipun banyak rintangan menentang perjuangan mereka dalam usia yang masih
belia seketika itu. Diantaranya sosok Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang mana
kedua sosok agung tersebut dalam lintasan sejarah.
Selain
itu, beberapa lintasan sejarah yang diketahui telah memikul tanggung jawab
dakwah dan menyampaikannya ialah anak-anak, diantaranya sebagai berikut :
-
Nabi
Yahya as., ketika masih belia diberi iman dengan diturunkannya Kitab Taurat dan
hikmah. Maksudnya, pemahaman, ilmu, tekad kuat, menerima kebaikkan, ketekunan
dan usaha keras
-
Nabi
Isa as, peran nabi Dawud as, Ibnu Abbas, menteri dan pelayanan remajanya,
nasihat seorang anak, anak yang ahli ibadah, anak yang bertawakal, anak yatim
yang lebih dermawan dari Hathim, seorang budak dan cintanya kepada Tuhan, anak
yang bertakwa, cerdas dan pemberani
Dari
beberapa lintasan makna sejarah tersebut, pada zaman dahulu anak-anak yang
memikul tanggung jawab sehingga melahirkan pahlawan kecil serta pendakwah yang
telah menunjukkan betapa banyak orang dewasa yang hidayahnya datang lantaran
anak kecil yang berhati suci dan bersih.
v Cerita Anak Teladan
Berbagai
kisah yang telah dipaparkan memiliki banyak pelajaran, nasihat dan faedah yang
dapat diraih didalamnya. Berbagai contoh ringkasan keajaiban yang terjadi pada
masa sekarang, diantaranya adalah :
“Ya
Tuhan, sadarkanlah kedua orang tuaku agar taat dalam ibadah”
Terdapat
seorang ibu yang merasa tidak rela dan gelisah melihat sang buah hati sangat
taat menunaikan ibadah (sholat) lima waktu dalam sehari. Namun, anak (± 10 th)
itu telah membuat takjub dengan sikap dan perbuatan tersebut kedua orangtuanya
senantiasa menjalankan ibadah dengan taat.
“Kakek
Sayang”
Ketika
anak yang berusia empat tahun di berikan buku gambar agar tidak dapat menganggu
kegiatan orang yang lebih dewasa. Maka, anak tersebut dengan imajinasinya
menunjukkan gambar yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kemudian rasa
penyesalan dan takjub muncul dari seorang ibu yang telah menyadari bahwa pola
pikir anaknya telah menyadarkan perbuatannya. Seperti pepatah ‘Barang siapa
menanam maka dia akan menuai’. Seketika itu, ibu berubah sikap dan perbuatan
terhadap anak-anaknya dan kakek (mertua-ibu) yang menunjukkan sikap adil dan
bijaksana.
“Guruku
Berhenti Merokok”
Orang
tua dan pendidik berhak menasehati anak-anaknya ketika berbuat yang salah.
Suatu hari, seorang anak (± 7 th) yang sulit diatur dan sering berbuat
kegaduhan di dalam kelas pulang sekolah sambil menangis. Kemudian, sang ibu
merasa sedih melihat anaknya dan mencari sebab akibat kejadian yang dialami
anaknya. Dengan sikap yang arif dan bijaksana ibu mengetahui kronologis
kejadian tersebut. Berawal dari perbuatan pendidik (kebiasaan merokok) yang
dinilai tidak baik telah dinasehati anak tersebut namun, sang pendidik
mengacuhkan nasehat tersebut. Sehingga, anak tersebut melampiaskan kemarahan
dan kebenciannya dengan perangai buruk. Hal tersebut, menunjukkan bahwa yang berhak
memberikan nasehat itu bukan hanya orang yang lebih tua dari kita. Anak-anak
yang masih beliapun berhak memberikan nasehat, karena hidayah dan anugerah
terkadang datang berkat anak-anak kita.
“
Si Buta Melueruskan Cita”
Salim
telah terlahir dengan memiliki kekurangan fisik yaitu tuna netra dan kaki
pincang. Hal tersebut berawal ketika dia dalam kandungan dia memiliki ayah yang
memiliki perangai buruk sebelum Salim lahir, ayah telah mengejek orang buta
yang mengemis dan membuatnya tersandung
sehingga terjatuh dan ayah menertawakannya. Setelah itu, Salimpun lahir dengan
kondisi yang sama dengan pengemis itu. Walaupun pada awalnya ayahnya tidak mau
menerima Salim, namun ketika Salim SD ia
telah mengubah perangai buruk ayahnya dengan perbuatan yang membuat ayahnya
takjub yaitu, meskipun Salim buta tapi ia dapat membaca Al-Qur’an dengan baik
dan rajin beribadah di mesjid dengan kakinya yang pincang. Sehingga ayahnya
bertaubat meninggalkan larangan-larangan dan mengerjakan segala perintahNya.
Ketika ayahnya telah memiliki perangai baik bagi anak-anaknya, Salim telah
beristrahat di syurga pada usia masih belia.
Masih banyak lagi lembar demi lembar
kisah yang tertulis dalam buku “Bocah-Bocah Pembawa Hidayah”. Berdasarkan
beberapa lembar kisah yang telah dipaparkan menunujukkan bahwa hal tersebut
tidak cukup bagi kita hanya terskesan atau sekedar meneteskan air mata. Namun,
hal tersebut menunjukkan bahwa generasi inilah yang kita harapkan untuk demi mencapai kebahagian hidup menuju hal-hal
yang positif membangun dan memperjuangkan kejayaan yang akan datang.
v Tips mencetak pendakwah Cilik
Beberapa
langkah-langkah sederhana bagi siapa saja yang ingin melihat anak-anak menjadi
anak yang sholeh, diantaranya;
1.
Memeprhatikan
konsep pendidikan yang benar
2.
Menceritakan
sejarah-sejarah yang menunjukkan sikap dan perbuatan yang berpengaruh pada jiwa
anak tersebut.
3.
Manfaatkan
waktu liburan pada hal-hal yang positif: silaturrahim, perlombaan yang
bermanfaat serta meberikan contoh dermawan
4.
Menemani
ketika anak-anak melakukan suatu kegiatan dan membiasakan gemar berbagi
5.
Mengadakan
hal-hal yang positif
6.
Menumbuhkan
rasa cinta ilmu dan pengetahuan
7.
Mengunjungi
beberapa lembaga social dan panti asuhan agar memiliki pengaruh yang besar pada
jiwa yang member maupun diberi
Selain
itu, terdapat beberapa hal yang harus dihindari. Diantaranya sebagai berikut;
-
Banyak
aturan yang tidak membangun
-
Pergaulan
yang buruk
-
Menggunakan
media tanpa pengawasan
-
Tidak
mengenalkan pengetahuan agama dengan baik
-
Suri
teladan yang tidak baik
-
Acuh
terhadap perkembangan anak
-
Lebih
banyak bermain yang tidak bermanfaat
-
Sedikit
kegiatan dan teman yang baik
-
Tradisi
yang tidak baik
-
Majalah
dan saluran TV menunjukkan hal-hal yang negatif
-
Berbeda
pendapat
-
Minimnya
media informasi yang baik
-
Tidak
membiasakan mandiri ( semua pekerjaan dilakukan oleh pelayanan), dan lain-lain
yang merupakan hal-hal negatif yang sangat mempengaruhi jiwa pada anak
C.
Penutup
Pendidikan
yang baik adalah landasan unntuk mencetak generasi yang baik. Dalam hal ini sebagaimana
kisah demi kisah yang telah dipaparkan. Disamping itu, anak-anak yang masih
belia telah mendapat hidayah dan anugerah terdapat peran penting dalam jiwa
mereka yaitu seorang ibu yang berjiwa besar dan ayah yang bijaksana serta para
pembimbing yang lainnya.
Dan
tidak dapat dipungkiri bahwa tanpa kita sadari terkadang orang yang sebaya atau
orang yang lebih tua menginginkan seseorang menjadi lebih baik itu merasa
gengsi dan sulit untuk menunjukkan pengaruh yang kuat. Namun, anak-anak yang
berjiwa baik dapat mengarahkan orang-orang yang lebih dewasa menjadi lebih baik
dan menuju pada hal-hal positif. Karena anak-anak diciptakan memiliki fitrah
yang suci, sebagaimana ajaran Islam telah memuliakan, menganugerahkan nikmat
dan mengutmakannya. Bagaimana tidak, mereka (anak-anak) adalah cahaya di pagi
hari, generasi masa depan, tonggak penopang umat, fajar yang sedang terbit dan
seyuman manis.
“
Demi Tuhan, aapabila Tuhan telah memberikan hidayah kepada seseorang dengan
perantaramu maka hal itu lebih baik bagimu daripada memperoleh beberapa ekor
unta”
Ø
Kelebihan
-
Memberikan
warna positif dan sebuah inspirasi bagi banyak kalangan pendidik dan pembimbing
baik di lingkungan keluarga (rumah) maupun di luar (sekolah & masyarakat).
-
Dalam
pembahasan buku ini termasuk materi, bahasa dan penulisan yang mudah di pahami
bagi masyarakat, keluarga dan anak-anak kita
-
Selain
memberikan inspirasi, buku ini petunjuk untuk menyadarkan khalayak ramai agar
tidak melupakan bahwa bocah-bocah adalah benih yang harus kita semai, bibit
yang harus kita tanam dan generasi muda yang harus kita didik.
Ø
Kekurangan
-
Jika
dilihat dari judul buku ini, saya sependapat bahwa bocah-bocah adalah “tetes
embun-embun di pagi hari’. Namun, terdapat sepatah kata yang menunjukkan bahwa
anak-anak tidak pantas mengatakannya kepada orang yang lebih tua melawan yang
mengarah kepada melawan atau membangkang.
D.
Kesan
dan Pesan
Setelah
menghayati lembar demi lembar buku ini, saya sangat menikmati terhadap
kisah-kisah yang sangat memberikan isnpirasi terutama salah satunya saya
sebagai pendidik dan calon orang tua bagi anak-anak dalam keluarga. Dan saya
sependapat dengan kata-kata yang mengatakan “kita sangat mendambakan generasi
yang besar, kuat dan tangguh”. Seorang penyair bersenandung:
Kami menghendaki
generasi yang marah
Generasi yang menaiki
cakrawala
Membersihkan sejarah
dari akarnya
Membersihkan pikiran
dari hati yang paling dalam
Kami menghendaki
generasi masa depan
Generasi yang berbeda
roman mukanya
Tidak ada kompromi
dengan kesalahan
Tidak toleran
Tidak kenal lelah
Tidak kenal
kemunafikan
Kami menghendaki
generasi yang pioneer
Besar
Wahai anak-anak
Dari samudera hingga
teluk, kalian adalah tunas-tunas harapan
Kalian adalah generasi
yang akan memutus rantai
Membunuh kemalasan
yang mendekam di kepala-kepala kami
Generasi yang akan
membunuh mimpi-mimpi di siang hari
Nak, kalian adalah
permata
Sesuci embun dan salju
Janganlah menengok
generasi kita yang kalah, anakku
Kami adalah
orang-orang yang merugi
Kami laksana kulit
semangka yang sia-sia tanpa guna
Kami bagaikan
sandal-sandal lawas taj tersisa
Jangan baca cerita
kami, anakku
Jangan ikuti jejak
kami
Jangan terima
pikiran-pikiran kami
Wahai hujan di musim
semi
Wahai tunas-tunas
harapan…..
Kalian adalah
biji-biji subur dalam kehidupan tandus
Generasi yang akan
menundukkan kekalahan
E.
Kaitan Dengan Orientasi Baru
Psikologi Positif
Adapun kaitan dengan psikologi
positif, bahwasanya kebanyakan orang beranggapan kalau anak-anak hanya selalu
bisa membuat onar dan para remaja selalu membuat hura-hura. Namun, jika dalam
lingkungan, sikap dan perbuatan anak tersebut dapat diarahkan dan di bombing
dengan baik maka anak-anak tersebut dapat memberikan suatu energy yang positif
sehingga dapat memberikan hidayah dan suatu kebahagian yang akan datang baik di
dunia maupun diakhirat.
Dalam hal ini, sangat berpengaruh terhadap
kekuatan karakter seorang anak yang dapat mengubah suatu hal yang buruk menjadi
hal yang lebih baik sehingga dapat memberikan kebahagian bagi diri sendiri dan
orang lain di sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar